"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa (QS. Al-Baqarah:183)
"Sungguh telah datang kepadamu, bulan yang penuh berkah. Dan Allah telah mewajibkan atasmu berpuasa" (HR. Ahmad dari Abu Hurairah).
Tanpa terasa, Ramadhan kembali sudah berada diambang pintu dan pelupuk mata kita. Bulan yang penuh keagungan, berkah, dan bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh orang yang beriman.
Marhaban Ya Ramadhan, selamat datang bulan suci Ramadhan. Itulah kata-kata yang pantas dan sering kali kita jumpai dimana-mana, ketika bulan suci Ramadhan datang menemui umat Islam. Bulan yang datang dengan penuh syiar, diliputi berbagai suasana dan bentuknya yang beragam. Itu adalah salah satu bentuk kecintaan umat Islam dan kegembiraan akan datangnya bulan yang mulia itu.
Mulia karena bulan ini banyak membawa rahmah. Rahmah yang tidak hanya menyentuh mereka yang memeluk Islam saja, tetapi itu berlaku kepada siapa saja. Bagi kaum muslim, Ramadhan adalah bulan mulia dan istimewa sebab dibulan inilah para pemeluk Islam yang ingin taqwa akan melakukan intropeksi diri terhadap segala yang telah dilakukan dalam satu tahun.
Tetapi secara tidak langsung, sebenarnya suasana hati yang muncul dari kalangan masyarakat atau umat, dapat dipetakan dalam tiga golongan besar, yaitu:
1. Sebagian dari mereka yang mempunyai anggapan bahwa Ramadhan tidak lebih dari pengekangan yang tiada faedah, hanya ikut-ikutan dalam beragama dan tidak ada kebaikan sama sekali didalamnya. Akibatnya, mereka tidak berpuasa dengan terang-terangan, meremehkan orang yang berpuasa.
2. Sebagaimana pendapat di atas, ada juga orang yang beranggapan bahwa Ramadhan adalah bulan yang khusus untuk menyediakan makanan yang enak, yang lezat. Ramadhan adalah bulan dimana orang dapat merasakan keenakan, bersenang-senang hanya pada malam hari saja. Bahkan apabila merasa tidak kuat karena haus dan lapar, maka dengan seenaknya berbuka walau dengan cara sembunyi-sembunyi. Selain itu bulan Ramadhan adalah saat dimana tidur siang hari adalah saat untuk bersantai, tidur, tidak usah bekerja dan lain alasan.
3. Kelompok minoritas yang menyikapi Ramadhan sebagai bulan yang eksklusif. Mereka melihat Ramadhan adalah saat untuk berlatih untuk memperbaharui diri, nilai-nilai yang terkandung dalam jiwanya. Misalnya adalah: budi pekertinya, sikap beradaptasi dengan masyarakat, sikap sabar, dan sifat-sifat yang agung lainnya.
No comments:
Post a Comment