Masalahnya dilihat dari sudut kaca mata sosiologi tidak ada larangan berteman dengan siapapun dan memandang suku agama dan bangsanya. Akan tetapi bila sudah dihubungkan dengan agama seseorang, tentu dalam hal ini tidak bisa "digebyah uya", memilih sembarang teman tanpa seleksi sebelumnya dan mempertimbangkan akibat sesudahnya. Terlebih lagi pertimbangan agama dianutnya.
Masalah teman ini sesungguhnya bukanlah masalah sepele, karena baik dan buruk manusia sangat dipengaruhi oleh temannya. Bila teman baik, maka kita bisa juga menjadi orang baik-baik. Sebaliknya bila temannya jahat, berakhlaq tercela dan memiliki karakter jahat bisa juga tertular. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak ditemukan bukti, dimana semula menjadi orang baik-baik namun akhirnya terseret menjadi penjahat hanya karena salah memilih teman.
Kalau kita perhatikan kecenderungan masyarakat sekarang ini rupa-rupanya banyak sekali orang tua yang tidak memperdulikan masalah ini. Banyak orang tua yang kurang mengontrol anak-anaknya dalam berteman. Mereka tidak tahu menahu atau tidak peduli lagi dengan siapa anaknya berteman. Apa dengan anak baik-baik atau dengan pemuda yang tak bermoral. Anehnya lagi kalau diingatkan malah tidak terima, protes, minta bukti dan sebagainya bahkan tidak jarang ada yang marah-marah pada orang yang mengingatkan.
Bagaimana berteman di Facebook, kayaknya prinsip ini bisa di diskusikan. Karena...
1 comment:
kalau bukan teman apa dank...so apa beda teman dgn friend?
Post a Comment