Topo Ledo berasal dari pegunungan sebelah timur di atas bukit Paneki yang disebut Lando Raranggonao. Sekarang ini Topo Ledo bermukim di kota Palu kearah selatan sampai Kecamatan Dolo sampai dengan sungai Wera di barat.
Sedangkan, Topo Ija pada awalnya, bermukim di sebelah utara Danau Lindu di lereng gunung yang disebut Leu, Siloma, Volau, Uwemalei, dan Sigi Pulu. Sekarang ini To Ija, bermukim di Bora, Watunonju, Oloboju dan dataran Palolo serta Sibowi Kabupaten Sigi.
Selain itu, Topo Ado awalnya bermukim di lereng pegunungan sebelah timur tenggara. Namun sekarang ini bermukim di sebelah selatan wilayah pemukiman Topo Ledo, kearah selatan berbatas dengan Kuala Saluki dan Kuala Tuva batas wilayah Desa Bangga.
To Unde yang awalnya bermukim di lereng gunung Kangihui dan gunung Kayunaya. Sekarang ini Topo Unde umumnya bermukim di kecamatan Banawa, dan Banawa Selatan Kabupaten Donggala.
Topo Rai pada awalnya, bermukim di lereng gunung Pombere Basa atau Parampata. Sekarang, Topo Rai umumnya bermukim mulai dari Kecamatan Banawa Palu Utara kearah utara sampai dengan kecamatan Balaesang.
Topo Tara awalnya bermukim di lereng gunung sebelah timur Kota Palu di bagian utara dari pemukiman Topo Ledo. Sekarang Topo Tara bermukim di Kecamatan Parigi, Sausu, sebagiam Kecamata Ampibabo, serta beberapa kelurahan di Kecamatan Palu Timur/Selatan.
Sedangkan Topo Da’a yang dikenal dengan To Lare, tetap berdiam di sebelah barat Kota Palu dan Kecamatan Marawola, Kinovaro dan Pinembani.
Uniknya, tujuh sub etnis ini terdapat tujuh pula pula Dewan Adat Pitu Nggota yaitu, Magau di Sigi, Galara di Banawa, Pabisara di Pulu, Baligau di Dolo, Jogugu di Dolo, Punggava di Pinombani dan Kapita di Behoa.
Sub Etnis ini mendirikan tujuh kerajaan di tanah kaili, yaitu: Kerajaan Pujananti di Ganti, Kerajaan Tatanga di Palu, Kerajaan Baloni di Sigi, Kerajaan Tinombani di Dombu, Kerajaan Sidiru di Sibalaya, Kerjaan Pemantoa atau Parampata di Sindue dan Kerajaan Sausu atau Parigi.
Tiap kerajaan melaksanakan pemerintahannya secara otonom namun tetap terikat pada posisi dan fungsi masing-masing dalam adat. Namun meskipun demikian tidak pernah terjadi peperangan anatara kerajaan. Hal bisa terjadi karena masing-masing kerajaan patuh pada hukum adat yang mengikat.
No comments:
Post a Comment