Manajamen pendidikan, dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Husaini, 2010:9).
Pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial dan kini menjadi suatu lahan bisnis mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan ini seirama dengan tuntutan zaman. Situasi, kondisi dan tuntutan pada era reformasi membawa konsekwensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya.
Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan pada era reformasi merupakan pembenahan manajemen yang serius dengan menekankan pembenahan secara global. Pembenahan secara global meliputi 7 bidang utama yang perlu di kelola dengan pendekatan manajemen baru. Ke 7 bidang tersebut adalah (a) sensitivitas lembaga terhadap perubahan dan peluang, (b) manajemen organisasi, (c) manajemen strategi, (d) manajemen sumber daya manusia, (e) reformasi pembelajaran, (f) pembiayaan pendidikan, (g) marketing pendidikan
Kerisauan tentang rendahnya daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di pasar global menyimpan satu pertanyaan, apa yang seharusnya dibenahi dengan pendidikan kita? Pendidikan yang bermutu tercermin pada sekolah yang bermutu. Sekolah yang bermutu menghasilkan SDM yang bermutu. Rendahnya mutu SDM signifikan dengan rendahnya mutu pendidikan. Lee Iacocca dalam tulisannya “Bila Pendidikan Berhasil Orang juga akan Berhasil”, mengisyaratkan bahwa diperlukan mutu pendidikan agar menghasilkan SDM yang bermutu.
Menurut Josep M. Juran masalah mutu terletak pada manajemen (pengelolaan). Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu berpikir apa saja batu besar (hal yang penting) yang harus dikelola dengan baik? Sehingga tidak terjadi salah pengelolaan, dalam arti tidak tersebar pada hal-hal kecil yang tidak substantif bahkan cenderung kurang berdampak positif terhadap peningkatan mutu.
Munculnya berbagai lembaga pendidikan baru yang tiba-tiba diakui keberadaannya oleh masyarakat, mengkondisikan sebuah persaingan yang ketat. Padahal jam terbang mereka relatif
pendek, sehingga aspek kualitas belum teruji benar atau belum terandalkan. Harus diakui bahwa lembaga pendidikan baru ini menawarkan pembelajaran trend yang digandrungi masyarakat masa kini. Biasanya berlabelkan pembelajaran berwawasan masa depan. Keberadaannya yang mempunyai nilai jual tinggi tentu saja biaya pendidikannyapun tinggi.
Sementara itu pada sisi lain kecenderungan orang tua memilih sekolah karena prestise bukan faktor mutu pendidikan, dan berpendapat bahwa yang bermutu itu yang mahal. Dengan segala macam promosinya lembaga pendidikan baru ini mampu menjual program dan memikat masyarakat untuk memilihnya, walau harga yang ditawarkan cukup melangit. Akan tetapi perlu disadari juga bahwa tidak semua lembaga pendidikan baru tak bermutu. Pada situasi ini berarti, pangsa pasar yaitu orang tua yang cenderung tetap atau fanatik pada sekolah-sekolah tertentu telah tersedot ke lembaga pendidikan baru itu. Hal ini mengakibatkan tergesernya lembaga pendidikan yang sudah lama eksis, mulai tidak diakui masyarakat bahkan lambat laun gulung tikar. Lalu apa sebenarnya yang harus dipersiapkan oleh sebuah lembaga pendidikan agar diakui dan dicari oleh masyarakat dalam mempertahankan eksistensinya? Saat ini lahan pendidikan sudah dilirik oleh pengusaha-pengusaha bermodal besar yang sebelumnya bergerak di luar bidang pendidikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan sudah menjadi lahan bisnis. Pendidikan mereka kelola secara profesional, dan tidak mustahil bila pengelolaannyapun berdasarkan manajemen bisnis. Sementara banyak lembaga pendidikan yang masih menerapkan manajemen tradisional dan menganggap pendidikan masih sebagai lembaga sosial.
Walaupun pada kenyataannya masyarakat tertentu masih membutuhkannya karena biaya relatif murah. Kedua jenis lembaga ini bersaing pada masa yang sama. Maka bagaimana seharusnya manajemen yang cocok untuk bidang pendidikan pada era globalisasi dan era persaingan yang sangat ketat?
Tuntutan perubahan jaman pada era globalisasi membawa dampak pergeseran fungsi pembelajaran dari yang terbatas pada tahapan pendidikan menjadi pembelajaran seumur hidup. Kondisi ini menuntut reformasi pembelajaran. Reformasi pembelajaran seperti apa yang perlu dipersiapkan oleh suatu lembaga pendidikan untuk mengantisipasi kehidupan di masa datang? Situasi dan kondisi yang telah dipaparkan di atas membawa konsekuensi logis kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan akan kehidupan masa depan.
Hal ini pun dianggap logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan kemampuan yang perlu dimiliki agar bertahan pada zamannya. Banyak hal yang perlu dipikirkan dan digumuli secara serius, misalnya materi pendidikan yang harus disesuaikan dengan tuntutan jaman, penyampaian materi sehingga dimiliki oleh siswa, bagaimana masyarakat mengetahui inovasi yang dilakukan dalam pengelolaan pendidikan sehingga masyarakat tetap mengakui keberadaannya, bagaimana mengelola keuangan dimana bukan hanya keuntungan yang diraih dan menjadi fokus namun stabilitas dari semua pendukung tetap terjaga, bagaimana mengembangkan sumber daya manusia yang ada dan mendaya gunakannya dsb. Agar dapat mewujudkan hal ini tentunya diperlukan manajemen yang baik dalam mengelola pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Menurut Reigeluth dan Garfinkle (1994) dalam Syafaruddin, kebutuhan terhadap paradigma baru pendidikan di dasarkan atas perubahan besar-besaran dalam kondisi dan kebutuhankebutuhan
pendidikan dalam masyarakat informasi. Untuk melakukan perubahan tersebut maka peranan manajemen pendidikan sangat signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu yang menghasilkan SDM terandalkan dan tangguh yang dibutuhkan masyarakat. Kualitas pendidikan yang diserap pada sekolah yang bermutu sudah seharusnya dipersiapkan seirama dengan perkembangan zaman. Saat ini zaman berada pada era globalisasi dan informasi, maka era inilah yang membawa perubahan-perubahan mendasar dan mewarnai kehidupan pendidikan.
No comments:
Post a Comment