Dilain pihak, untuk memantapkan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Rumah Susun, sebanyak 16 anggota Komisi V DPR diam-diam pada Selasa (26/10/2010) telah berangkat ke Italia untuk melakukan study banding tentang pengelolaan rumah susun. Mereka tidak menyampaikan rencana keberangkatan ke publik seperti yang sudah digariskan pimpinan dewan. Para wakil rakyat tersebut pergi di tengah-tengah bencana Gunung Merapi dan Kepulauan Mentawai. Sikap mereka jelas tidak lagi peduli dengan musibah yang menimpa rakyat. Yang lebih menyedihkan lagi ungkapan salah seorang wakil rakyat bahwa musibah tersebut adalah resiko yang harus ditanggung rakyat. Sungguh suatu pernyataan yang menurut pakar komunikasi politik, Yunarto Wijaya, adalah bentuk ketidak empatian dan simpatik lagi para tokoh politik terhadap penderitaan rakyat.
Anggaran yang dihabiskan untuk kegiatan study banding anggota dewan jumlahnya tidak tanggung-tanggung, hampir Rp. 19 trilyun. Suatu angka yang sangat jauh melebihi daripada anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana.
Keberanian dan konsistensi Mbah Maridjan yang polos dan lugu dan hanya bergaji Rp. 5.00, sepertinya lebih layak dan pantas untuk dihargai dan dihormati dari pada para anggota DPR yang nota bene orang berpendidikan tinggi dan bergaji tinggi, yang lebih suka jalan-jalan dengan kemasan study banding yang hanya memboroskan uang negara.
Bagaimana menurut Anda? Silahkan sampaikan komentar Anda di bawah postingan ini.
1 comment:
wah judulnya mantap nih,,,memnag negeri ini harus lebih pandai berasabar dalam menghadapi Cobaan dari Tuhannya,,,, pasti banyak hikmahnya,,,oh iya berkunjung balik yah,,,bisa juga kalo saling Follow dan tukar Link
Post a Comment